Puisi-Puisi Ramoun Apta

Batang Tebo kepada Batang Bungo  1

Seperti gementar tangan hantu
Tatkala menyambar kitab suci yang jatuh,

Seperti roda gerigi waktu
Yang gamang menafsir angka itu,

Atau seperti debar pepaya merah jambu
Yang buncah bagai ingin pecah di dadamu,

Begitulah, gairahku. Ia tak akan tergambar
Oleh kau, lukisan hancur, puisi buruk, dan patung.

Jambi, November 2021

Batang Tebo kepada Batang Bungo 2

Gairahku yang lapar
Mampu menaklukan sekancah gedang
Rendang hitam.

Gairahku yang sedemikian lahar, ingin aku
melampiaskannya
padamu.

Kau yang bulan,
Di permukaan kolam tubuhmu membayang.
Kulitmu yang susu, ada gurat panjang.

Dan bercelah,
Sedikit berbulu,
Bagai menyimpan rahasia resah,

Yang aku, bahkan dirimu sendiri,
Tak tahu, akan
Berbunyi seperti apa,

Saat ia dan tubuhku,
Renang bersama bagai angsa,
Di kolam itu.

Jambi, November 2021

Batang Tebo kepada Batang Bungo  3

Gairahku, kini, puas
Usai melahap getah dalam dirimu.

Tiada lagi kesedihan,
Telah habis gurau kasmaran.

Tak ada lagi nada murung
Merupa suara tangis di kayu lapuk.

Ibarat pisau sadap, telah dilukainya semua
Kulit lembut pohon karet di selingkung kebun.

Kini ia tahu rahasia apa yang tersimpan
Di balik senyum nakalmu.|

Ia tahu, ada raja burung
Yang ingin susu.

Jambi, November 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *