Kaum Revivalis Islam di Indonesia

Oleh
Yudhi Andoni
(Dosen Sejarah, FIB, Unand)
Kato.id/21 Agustus 2023

Kaum revivalis Islam di Indonesia masa kolonial adalah kelompok yang berusaha untuk memurnikan ajaran Islam dari pengaruh budaya dan tradisi lokal. Mereka beranggapan bahwa Islam yang asli adalah Islam yang murni berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. Kaum revivalis Islam muncul di Indonesia pada abad ke-19, sebagai reaksi terhadap pengaruh kolonialisme Belanda.

Selain itu, kaum revivalis Islam juga menentang berbagai pengaruh asing yang mereka anggap telah merusak ajaran Islam, seperti pengaruh Hindu-Buddha, Kristen, dan Barat. Setidaknya ada tiga Latar belakang kemunculan kaum revivalis Islam di Indonesia, yakni;

  1. Kolonialisme Belanda telah melakukan berbagai upaya untuk mengontrol dan membatasi kegiatan umat Islam di Indonesia. Hal ini menyebabkan umat Islam merasa tertekan dan kehilangan identitas mereka.
  2. Pengaruh budaya dan tradisi lokal yang kuat telah membuat ajaran Islam di Indonesia menjadi terdistorsi. Hal ini membuat umat Islam tidak dapat memahami ajaran Islam yang sebenarnya.
  3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibawa oleh Barat telah membuat umat Islam merasa tertinggal. Mereka merasa perlu untuk memurnikan ajaran Islam agar dapat bersaing dengan Barat.
Tokoh-Tokoh

Kaum revivalis Islam di Indonesia memiliki beberapa tokoh penting diantaranya adalah:

  • Haji Samanhudi
  • K.H. Ahmad Dahlan
  • K.H. Hasyim Asy’ari
  • K.H. Wahab Chasbullah

Para tokoh tersebut memiliki peran yang penting dalam perkembangan kaum revivalis Islam di Indonesia. Mereka berhasil mendirikan berbagai organisasi Islam, seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan Persatuan Islam.

Kaum revivalis Islam telah memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan Islam di Indonesia. Mereka berhasil memupuk semangat nasionalisme dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mereka juga berhasil mengembangkan ajaran Islam yang lebih sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia.

Kaum revivalis Islam juga memiliki beberapa ide dan gagasan baru yang berbeda dengan kelompok Islam tradisional. Mereka berpendapat bahwa Islam tidak hanya mengatur masalah ibadah, tetapi juga mengatur masalah sosial, ekonomi, dan politik.

Ide dan gagasan baru yang diusung oleh kaum revivalis Islam telah memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan Islam di Indonesia. Mereka berhasil memupuk semangat nasionalisme dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mereka juga berhasil mengembangkan ajaran Islam yang lebih sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia.

Jenis dan bentuk

Terdapat beberapa jenis dan bentuk gerakan revivalisme Islam di Indonesia. Jenis-jenis gerakan tersebut antara lain:

  • • Gerakan pembaharuan Islam. Gerakan pembaharuan Islam adalah gerakan yang berusaha untuk memperbaiki dan memperbaharui ajaran Islam. Gerakan ini dilakukan dengan cara mengkaji ulang ajaran Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits, dan membuang unsur-unsur yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam yang murni.
  • Gerakan puritanisme Islam. Gerakan puritanisme Islam adalah gerakan yang berusaha untuk memurnikan ajaran Islam dari pengaruh budaya dan tradisi lokal. Gerakan ini dilakukan dengan cara kembali kepada ajaran Islam yang asli, yaitu ajaran yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits.
  • Gerakan Islamisme. Gerakan Islamisme adalah gerakan yang berusaha untuk mendirikan negara Islam di Indonesia. Gerakan ini dilakukan dengan cara menyebarkan ajaran Islam dan mengajak umat Islam untuk menegakkan syariat Islam.

Selain itu sejak awal abad ke-20, beberapa tarekat Islam di Indonesia, seperti Naqsyabandiyah, Qadiriyah, dan lain-lain, mulai aktif dalam mempertahankan tradisi-tradisi keagamaan. Gerakan ini berfokus pada pemeliharaan ajaran-ajaran agama dan pengembalian masyarakat kepada nilai-nilai Islam yang murni.

Revalisme Islam juga memasuki dunia Pembaruan Pendidikan Islam: Banyak tokoh dan ulama menganggap bahwa pembaruan pendidikan Islam adalah kunci untuk membangkitkan semangat keislaman. Mereka mendirikan pesantren modern dengan kurikulum yang menggabungkan pendidikan agama dan umum, untuk menghasilkan generasi yang lebih terampil dan berpendidikan.

Hal penting lain dari gerakan revivalisme Islam adalah Reformasi Sosial dan Moral. Beberapa gerakan revivalisme fokus pada penyucian moral dan reformasi sosial dalam masyarakat. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa nilai-nilai agama tercermin dalam kehidupan sehari-hari, melalui penegakan etika, larangan perilaku maksiat, dan peningkatan keadilan sosial.

Respon Pemerintah Kolonial Belanda

Pemerintah kolonial Belanda memiliki respon yang bervariasi terhadap gerakan revivalisme Islam, tergantung pada dampak dan arah gerakan tersebut. Respon itu meliputi;

  1. Kebijakan Restriktif: Pemerintah kolonial sering kali merasa cemas terhadap gerakan yang memiliki potensi menggalang massa atau mengganggu stabilitas. Mereka mengadopsi kebijakan restriktif, seperti pengawasan ketat, penangkapan terhadap tokoh-tokoh gerakan, dan penghentian aktivitas organisasi yang akan mengancam keamanan kolonial.
  2. Divide et Impera (Pisah dan Kuasai): Pemerintah kolonial sering mencoba memecah belah masyarakat dengan memanfaatkan perbedaan dalam gerakan revivalisme. Mereka akan mendukung aliran yang lebih konservatif atau yang lebih pro-kolonial, sebagai cara untuk membagi dan mengendalikan potensi perlawanan.
  3. Reformasi dalam Kerangka Kolonial: Terkadang, pemerintah Belanda juga berusaha melibatkan tokoh-tokoh Islam dalam agenda reformasi yang sesuai dengan tujuan kolonial; yakni upaya mengendalikan dan mengubah ajaran Islam sesuai dengan kepentingan kolonial.
Kesimpulan

Kaum revivalis Islam telah memberikan banyak kontribusi bagi perkembangan Islam di Indonesia. Mereka telah berhasil memurnikan ajaran Islam dari pengaruh budaya dan tradisi lokal. Mereka juga telah berhasil meningkatkan pemahaman umat Islam tentang ajaran Islam yang sebenarnya. Kaum revivalis Islam juga telah berhasil memupuk semangat nasionalisme dan patriotisme umat Islam Indonesia.

Meskipun kaum revivalis Islam telah memberikan banyak kontribusi bagi perkembangan Islam di Indonesia, namun mereka juga menghadapi beberapa tantangan. Tantangan tersebut antara lain:

  • Adanya kelompok-kelompok Islam yang tradisional yang tidak setuju dengan gerakan pemurnian Islam.
  • Adanya kelompok-kelompok Islam yang radikal yang menggunakan ajaran Islam untuk membenarkan kekerasan dan terorisme.
  • Adanya tantangan dari modernitas yang membuat umat Islam menjadi semakin terlena dengan kehidupan duniawi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *