Islam Kiri dan Kolonialisme Belanda

Oleh
Yudhi Andoni
(Dosen Sejarah, FIB, Unand)
Kato.id/18 Agustus 2023

Gerakan Islam Kiri di Indonesia merupakan bagian penting dari sejarah perjuangan sosial dan politik di masa kolonialisme Belanda. Gerakan ini muncul sebagai respons terhadap ketidaksetaraan sosial dan ekonomi yang ditimbulkan oleh penjajahan, dan melibatkan tokoh-tokoh yang berperan kunci dalam membangun visi Islam yang lebih inklusif dan progresif.

Islam Kiri muncul pada abad ke-20 di Indonesia. Periode ini ditandai tumbuhnya berbagai gerakan perlawanan dan pemikiran alternatif. Gerakan Islam Kiri pertama kali muncul di kota-kota besar seperti Batavia (sekarang Jakarta), Bandung, dan Surabaya. Gerakan Islam Kiri berupaya menggabungkan nilai-nilai Islam dengan konsep-konsep sosialisme dan keadilan sosial.

Munculnya Islam Kiri sejalan dengan perkembangan global yang memperkenalkan gagasan-gagasan sosialisme dan komunisme ke Indonesia, mempengaruhi cara berpikir banyak intelektual dan aktivis. Islam Kiri menekankan pentingnya keadilan sosial, kesetaraan, dan perubahan sosial sebagai bagian integral dari ajaran Islam.

Kolonialisme

Pada masa kolonialisme Belanda, Indonesia berada dalam kondisi yang sangat buruk. Rakyat Indonesia mengalami berbagai penindasan, seperti eksploitasi sumber daya alam, monopoli perdagangan, dan diskriminasi rasial.

Eksploitasi sumber daya alam yang dilakukan oleh Belanda sangat merugikan rakyat Indonesia. Belanda mengeksploitasi sumber daya alam Indonesia, seperti minyak bumi, batu bara, dan perkebunan. Eksploitasi ini menyebabkan rakyat Indonesia menjadi miskin dan menderita.

Monopoli perdagangan yang dilakukan oleh Belanda juga sangat merugikan rakyat Indonesia. Belanda memonopoli perdagangan di Indonesia, sehingga rakyat Indonesia tidak bisa menjual hasil bumi mereka dengan harga yang tinggi. Hal ini menyebabkan rakyat Indonesia menjadi semakin miskin.

Diskriminasi rasial yang dilakukan oleh Belanda juga sangat buruk. Belanda menganggap rakyat Indonesia sebagai bangsa yang inferior, sehingga mereka tidak mendapatkan hak yang sama dengan orang-orang Belanda. Hal ini menyebabkan rakyat Indonesia menjadi marah dan frustrasi.

Pelopor

Islam kiri di Indonesia dipelopori oleh dua orang tokoh penting, yaitu Haji Datuk Batuah dan Haji Misbach. Haji Datuk Batuah dan Haji Misbach adalah dua tokoh Islam kiri yang sangat berpengaruh pada masanya. Keduanya memiliki pandangan yang sangat kritis terhadap kolonialisme Belanda. Duo Datuk itu percaya bahwa kolonialisme Belanda telah mengeksploitasi rakyat Indonesia dan telah menjajah Indonesia selama ratusan tahun. Mereka juga percaya bahwa Islam dapat menjadi kekuatan yang kuat untuk melawan kolonialisme Belanda.

Haji Datuk Batuah dan Haji Misbach melakukan berbagai kegiatan untuk menyebarkan paham Islam kiri di Indonesia. Mereka berdua memberikan ceramah-ceramah di berbagai daerah, mereka menulis artikel-artikel di berbagai surat kabar, dan mereka juga mendirikan berbagai organisasi Islam kiri. Kegiatan-kegiatan mereka tersebut mendapat sambutan yang sangat positif dari masyarakat Indonesia. Banyak orang yang mulai tertarik dengan paham Islam kiri dan bergabung dengan organisasi-organisasi Islam kiri bentukan Haji Datuk Batuah dan Haji Misbach.

Islam kiri di Indonesia melakukan berbagai aktivitas untuk menentang kolonialisme Belanda dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Aktivitas-aktivitas tersebut antara lain:

  • Melakukan propaganda dan agitasi untuk melawan kolonialisme Belanda.
  • Mengadakan demonstrasi dan pemogokan untuk menentang kebijakan-kebijakan Belanda.
  • Membentuk organisasi-organisasi Islam kiri untuk menghimpun kekuatan rakyat Indonesia.
  • Menerbitkan buku-buku dan majalah-majalah untuk menyebarkan ide-ide Islam kiri.
Respon

Pemerintah kolonial Belanda sangat antipati terhadap gerakan Islam kiri. Kolonial Belanda menganggap gerakan Islam kiri sebagai ancaman bagi kekuasaannya di Indonesia. Maka dari itu Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk membubarkan dan menghancurkan gerakan Islam kiri.

Upaya pemerintah Belanda untuk membubarkan dan menghancurkan gerakan Islam kiri tidak selalu berhasil. Gerakan Islam kiri terus berkembang dan menjadi kekuatan politik yang penting di Indonesia. Gerakan Islam kiri juga berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Pemerintah kolonial Belanda sangat antipati terhadap Islam kiri. Mereka menganggap Islam kiri sebagai organisasi yang berbahaya bagi kekuasaan mereka. Pemerintah Belanda kemudian melakukan berbagai upaya untuk membubarkan Islam kiri, termasuk dengan menangkap dan menyiksa para anggotanya. Namun, Islam kiri tetap bertahan dan terus melakukan perjuangannya.
Pada tahun 1926, SI Merah terlibat dalam pemberontakan melawan pemerintah kolonial Belanda. Pemberontakan ini berhasil pemerintah Belanda padamkan pada tahun 1927. SI Merah kemudian bubar oleh kekerasan pemerintah Belanda itu, namun para anggotanya tetap melanjutkan perjuangan mereka dalam organisasi-organisasi politik lain.

Kesimpulan

Islam kiri di Indonesia telah memberikan kontribusi yang besar bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Islam kiri telah menunjukkan bahwa Islam dapat menjadii kekuatan untuk melawan ketidakadilan dan memperjuangkan hak-hak rakyat. Perjuangan Islam kiri juga telah menginspirasi banyak orang untuk terlibat dalam pergerakan sosial dan politik.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Islam kiri tetap berkembang di Indonesia karena beberapa faktor, yaitu:

  • Adanya dukungan dari rakyat Indonesia yang merasakan ketidakadilan dan penindasan oleh pemerintah kolonial Belanda.
  • Adanya tokoh-tokoh Islam kiri yang memiliki wawasan dan kemampuan untuk memimpin pergerakan.
  • Adanya jaringan organisasi-organisasi Islam kiri yang tersebar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *