Begini Cara Mudah Studi Sejarah

Hai semua. Kali ini saya ingin mengajak kalian mengenal tiga dasar utama studi sejarah. Studi sejarah berbeda dengan pengetahuan tentang masa lalu semata.

Yudhi Andoni Sejarawan Universitas Andalas

Bila kita studi sesuatu, maka hal terpenting adalah, munculnya berbagai pertanyaan-pertanyaan yang mendasari keingintahuan kita akan sesuatu. Kita mencoba, mencari jawaban-jawaban pertanyaan itu, melalui langkah-langkah sebagai berikut;

  • Seperti pergi ke perpustakaan, baik yang ada di kota kamu.
  • Pustaka online yang banyak tersebar di dunia maya kini.
  • Wawancara dengan tokoh/aktor sejarah yang terlibat dalam objek yang sedang kita teliti.

Pada perpustakaan itu, carilah bacaan atau sumber yang memberi petunjuk, atas kemungkinan, jawaban-jawaban yang bisa kita ambil. Sementara kebenaran data dari narasumber. Maka kita mencoba mencari kebenaran itu, melalui diskusi, atau melontarkan pertanyaan-pertanyaan khusus kepada mereka. Tapi jangan terjebak dengan jawaban mereka.

Belum tentu apa yang mereka sampaikan adalah kebenaran. Bisa jadi itu sebatas pencitraan. Atau banyak yang ditambah-tambahkan, agar dia dianggap memiliki peran besar dalam sejarah. Jadi mesti ekstra hati-hati mengutip, dan menggunakan data wawancara.

Jangan mencari jawaban mudah dari orang lain, atau bidasan dari buku, dalih wawancara, dan hasil penelitian orang lain. Jawaban mesti berasal dari kita berdasarkan;

  • Persepsi kita dengan mengikuti pemahaman sendiri.
  • Pembacaan kritis terhadap data-data yang kita dapatkan melalui sumber-sumber penelitian yang telah kita kumpulkan.
  • Dan tentu saja, pengetahuan keilmuan yang kita telah bangun sebelumnya.
  • Atau akumulasi bahan bacaan kita selama ini.
Langkah awal

Jadi bila kita mau studi sejarah, maka langkah awal adalah membuat atau mengajukan sebuah pertanyaan besar, tentang apa yang telah terjadi pada manusia di masa lalu. Kenapa mereka memilih berbagai jalan hidup seperti itu? Siapa saja yang ikut dalam peristiwa tersebut?

Misalnya;

  • Apa yang terjadi pada Perang Paderi di Minangkabau?
  • Seperti apa dampak Sistem Tanam Paksa Terhadap Petani, Nelayan, dan sebagainya?
  • Mengapa terjadi Peristiwa Pergolakan PRRI di Sumatera Barat pada 1958-1961?
  • Dan lain-lain.

Sejarawan yang baik selalu punya pendapat sendiri tentang masa lalu. Ia berpendapat tanpa ragu. Pendapatnya itulah yang akan diuji, dan dijadikan referensi.

Apakah pendapat seorang sejarawan sesuatu yang mutlak? Pasti benar? Tidak. Bisaka mereka disalahkan? Tidak bisa! Seorang yang berpikir kalau satu karya sejarah tidak ditulis sebagaimana mestinya. Maka orang itu, mesti membuat studi baru atas persoalan yang menjadi perhatiannya tersebut.

Dulu, Buya Hamka, tidak bisa menerima karya berjudul Tuanku Rao. Beliau pun melakukan studi, dan melahirkan karya baru, berjudul Antara Fakta dan Khayal Tuanku Rao. Nah itulah, semestinya yang orang lakukan, bila tidak menerima hasil pendapat seorang sejarawan atas studinya.

Masa lalu adalah milik semua orang. Siapa saja dapat menafsirkan masa lalu. Pendapat atau tafsirannya itulah yang akan diuji. Apakah ilmiah? Atau penuh rekayasa untuk kepentingan pribadi, kelompok, atau sponsor yang membayarnya. Hal inilah yang menentukan kadar sebuah karya seorang sejarawan. Sekaligus reputasi si sejarawan itu sendiri.

Pertama manusia

Nah sekarang, apa yang mesti kita pahami tentang studi sejarah. Ada tiga dasar yang hal paling utama dalam studi sejarah. Pertama manusia. Kedua, tempat atau ruang. Ketiga, waktu.

Kalau kalian perhatikan semua judul karya sejarah, atau historiografi, pasti mengandung tiga unsur tersebut; aktifitas manusianya; tempat berlangsungnya; waktu peristiwa. Ketiga hal ini tak bisa tidak ada dalam sebuah karya sejarah. Bila satu atau dua saja yang ada, maka itu tak bisa disebut sebagai historiografi.

Kenapa manusia? Itulah pokok studi sejarah. Bila tetumbuhan tentu ada lagi ilmunya. Kalau hewan tentu itu pokok ilmu lain.

Manusia dalam pokok studi sejarah, menyangkut segala ikhwal aktifitas, dampaknya, dan gagasan-gagasan mereka yang bisa kita telusuri secara tertulis. No written, no history. Tanpa ada data teks, tak bisa menulis sejarah.

Manusia tentu hidup dalam satu tempat, atau ruang. Ruang dalam pokok studi sejarah memiliki dua arti. Pertama, ruang aktivitas. Kedua, ruang administratif.

Kedua ruang

Pada ruang aktivitas. Manusia beraktivitas dalam satu ruang tertentu. Ruang menentukan jenis manusia dan aktivitasnya. Pantai melahirkan manusia yang disebut nelayan. Pertanian menjelmakan seorang petani. Pasar membentuk manusia yang disebut pedagang-pembeli. Sekolah mewujudkan guru. Parpol menubuhkan politisi. Negara menciptakan negarawan. Dan sebagainya.

Maka dari itu, pokok studi sejarah berupa manusia dalam ruang, adalah para nelayan. Petani. Pedagang. Guru. Politisi. Negarawan. Dan seterusnya. Mereka inilah yang menjadi pokok studi sejarah dalam konteks ruang.

Sementara ruang administratif terikat pada batasan administrasi. Ruang administrasi paling luas adalah dunia. Ruang administratif lain, misalnya kawasan, negara, provinsi, kabupaten, sampai ke tingkatan desa atau nagari. Jadi ada sejarawan menulis sejarah dunia, sejarah Asia Tengara, sejarah Nagari tertentu, dan sebagainya.

Ketiga waktu

Waktu adalah batasan aktivitas manusia di masa lampau. Para sejarawan Indonesia, telah bermufakat menetapkan batasan awal dan akhir sebuah waktu sejarah. Batasan waktu ini tak bersifat mutlak, tapi relatif banyak para sejarawan merujuknya untuk melihat berbagai perubahan, dampak, dan akar masalah satu peristiwa.

Untuk itu, ditetapkanlah batasan waktu untuk memudahkan kerja sejarawan. Misalnya;

  • Masa Indonesia klasik (sebelum VOC)
  • Masa kolonial (1800-1942)
  • Zaman Pendudukan Jepang (1942-45)
  • Masa Revolusi Pisik (1945-1949)
  • Proses Dekolonisasi (1950-1959)
  • Era Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
  • Orde Baru (1966-1998)
  • Reformasi (1998-2009)
  • Pasca Reformasi (2010—sekarang)
  • Dll

Nah, jadi dapat kita simpulkan. Pokok studi sejarah adalah aktivitas atau gagasan manusia pada satu ruang di masa lalu. Rumus sebuah studi sejarah; manusia dalam ruang + waktu= pertanyaan mendasar.

Sekarang, coba kalian buat sendiri rencana studi sejarah kalian menggunakan rumus ini. Bila sudah, maka tinggal membuat sebuah pertanyaan mendasar tentang apa yang ingin kalian tahu.

Baik. Itu dulu. Terima kasih sudah berkunjung. Sampai berjumpa lagi. Salam Jasmerah!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *