TIM PKM LPPM Unand Bantu Pemuda Jorong Kuok III Koto Bangun Data Historis untuk Pembangunan

Data historis adalah salah satu modal pembangunan manusia yang sering terabaikan. Penggalian data historis sebagai rujukan pembangunan sering terabaikan, sehingga implementasi kemakmuran dan kesejahteraan dalam artian keseharian masyarakat, tak lain sebuah mimpi di siang bolong.

Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas melakukan pelatihan dan pendampingan masyarakat nagari menyiapkan data historis untuk pembangunan. Tim PKM ini dipimpin Yudhi Andoni dengan anggota Alex Darmawan, Wannofri Samry, dan Yenny Narny.

“Ini adalah kelanjutan kegiatan PKM tahun 2020 lalu,” jelas Andoni pada kato.id.

“Tahun lalu kita sudah memulai kegiatan bersama sekelompok anak-anak muda Jorong Kuok III Koto dan walijorong. Hanya saja karena kita memulai di akhir tahun, maka prioritas kita adalah menyusun rencana kegiatan di tahun 2021 ini, sekaligus merekrut kader-kader dalam PKM yang direncanakan selama dua tahun ke depan,” lanjutnya.

Para pemuda-pemudi Jorong Kuok III Koto yang terletak di Nagari Matua Mudiak tampak antusias mengikuti PKM yang dihelat tim PKM LPPM Universitas Andalas tersebut.

“Sekitar 10 orang telah menyatakan diri bersedia dibimbing oleh Pak Andoni,” terang Novi yang didaulat sebagai ketua kelompok pemuda-pemudi tersebut.

“Kami menamakan diri dengan Forum Pemuda-Pemudi Jorong Kuok III Koto. Melalui forum ini kami bersama dengan para bapak-ibu pengabdi dari Unand dilatih berbagai keterampilan khusus tentang sejarah, penulisan, dan pemanfaatan media sosial sebagai sarana dokumentasi serta informasi tentang nagari kami,” pungkasnya.

Kegiatan PKM ini sendiri menurut Tim LPPM akan dilaksanakan dalam masa tiga tahun. Tahun pertama adalah pemetaan potensi sejarah bersama unsur masyarakat dan pejabat kenagarian. Pada tahun pertama ini telah didapatkan rencana kegiatan, dimana akan dimulai dengan menggali sejarah masyarakat melalui ingatan masa kecil mereka, sehingga nantinya arah dan harapan pembangunan Jorong Kuok III Koto yang dijadikan tim sebagai pilot projek di Nagari Matua Mudiak, Kec. Matur, Kab. Agam, dapat dirujuk berdasarkan memori masa lalu mereka.

Pada tahun kedua ini, para kader akan memulai usaha mereka menggali potensi sejarah sebagai modal pembangunan itu melalui proses pengenalan serta pelatihan metode sejarah, wawancara, penggunaan media kamera/ pengambilan gambar, dan penulisan atas temuan mereka. Tulisan-tulisan dan hasil video wawancara mereka nantinya kan dipublis ke dalam berbagai media seperti website serta media sosial seperti youtube, FB, dan instagram.

“Saya sendiri berkeyakinan kalau data sejarah dalam pemahaman yang lebih luas, bukan sekedar soal tahun peristiwa ya,” tutur Andoni, “akan memberi kita satu ingatan akan idealisasi pembangunan Jorong Kuok III Koto ini. Maka dari itu kita bekali para kader-kader itu dengan kemampuan kesejarahan sederhana, tapi efektif dalam menggali data sejarah di nagari mereka. Setelah proses pelatihan nantinya, kita akan minta mereka mempraktikkan ilmu yang telah kita beri, dengan bimbingan kita juga, untuk mewawancarai seperti apa sejarah jorong ini pada 20-30 tahun lalu melalui cerita masa kecil para tetua negeri.

Orang akan mengingat apa yang dipercayainya sebagai suatu realitas yang dianggapnya baik. Ideal. Bahkan sempurna. Pada ingatan para tetua nagari atau jorong itu, tentu akan terselip serta terbentuk satu wujud sempurna dari impian pembangunan negeri Jorong Kuok III Koto ini. Untuk itu kisah-kisah yang berhasil direkam para kader kita, akan kita publis ke masyarakat luas, termasuk dari sana kita akan merancang kegiatan pemungkas dari kegiatan PKM tahun 2021 ini,” pungkas Andoni.

“Kita akan arahkan forum pemuda-pemudi itu dalam ancang Pokdarwis Jorong Kuok III Koto,” sambung Darmawan.

“Ini negeri yang indah. Tak kalah indah dengan objek wisata lain di ranah Minang. Kalau nanti kita dapatkan banyak data sejarah tentang berbagai ragam kisah dan cerita tentang Jorong Kuok III Koto itu, maka ia dapat jadi modal pengembangan wisata yang dapat meningkatkan income masyarakat melalui penginapan, kuliner, dan paket wisata lain yang bisa ditawarkan,” tutup Darmawan (ed. NY).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *